Latest News

Bunuhlah Harimau yang Ada di Dalam Dirimu, Donnarumma


Cuplikan diatas adalah cuplikan dari satu diantara novel gubahan sastrawan Indonesia, Mochtar Lubis (alm) berjudul 'Harimau! Harimau! '. 

Novel yang ditulis pada 1975 ini, atau tepatnya saat Lubis tengah dipenjara di Madiun, bercerita mengenai cerita beberapa pengumpul damar yang dicegat oleh seseorang harimau dalam perjalanan pulang dari rimba ke kampung mereka. 

Dalam satu bab di novel itu, dibagian akhir, Pak Haji (satu diantara ciri-ciri didalam narasi) yang disebut pimpinan dari rombongan itu mengungkap pada Buyung, satu diantara anggota termuda diantara beberapa pengumpul damar itu (juga satu diantara ciri-ciri didalam narasi), kalau sebelumnya ia membunuh harimau yang tengah mengintai mereka, sebaiknya Buyung terlebih dulu membunuh harimau yang ada didalam dianya. 

Harimau yang ditujukan oleh Pak Haji pada Buyung itu, bila ditafsir dengan cara bebas maupun ditafsir dengan tetaplah merunut pada jalannya narasi dalam novel, mempunyai arti yang cukup bermacam. Namun ada satu arti cukup menonjol yang dapat ditafsirkan dari kiasan Harimau yang disampaikan oleh Pak Haji mendekati kematiannya itu. 

Mengerti kalau generasi tuanya telah jauh terseret oleh beberapa karakter negatif sepanjang hidup, arti Harimau yang ditujukan oleh Pak Haji yaitu beberapa karakter kebinatangan dalam diri. Umpamanya seperti rakus serta sombong, dan beberapa karakter lain seperti cuma memikirkan untuk sekarang ini, asal perut terasa kenyang, serta tak pikirkan gagasan untuk hari esok. Buyung, sebagai generasi paling muda dalam rombongan itu, dipesankan oleh Pak Haji hal sekian, supaya di hari esok nantinya ia dapat jadi pria yang lebih dewasa serta bijaksana, terlebih dalam memutuskan hidup. 

Perkataan dari Pak Haji ini, sebaiknya juga didengarkan oleh seseorang pemuda kelahiran Naples, 25 Februari 1999. Pria ini saat ini membela AC Milan. Dia yaitu Gianluigi Donnarumma. 

Melesat Saat Masihlah Belia 

Dibanding dengan kakaknya yang juga berposisi sama dengannya, Antonio Donnarumma, Gianluigi Donnarumma mempunyai karir yang terhitung lebih mentereng. Bila kakaknya semakin banyak menggunakan saat membela tim Serie B, lain perihal dengan Gianluigi. Menggunakan saat berbarengan akademi Milan mulai sejak 2013, ia dengan cepat melesat naik pangkat dari Giovanissimi, Allievi, hingga pada akhirnya ia membela tim Primavera Milan pada 2015. 


Terkecuali melesat di level club, karir Donnarumma juga melesat dengan cepat berbarengan timnas muda Italia. Dari sejak timnas Italia U-15 hingga U-21, ia teratur membela Azzuri muda hingga pada akhirnya memperoleh panggilan pertamanya untuk timnas senior pada 2016 silam. 

Karirnya yang melesat dengan cepat, bahkan juga di usianya yang saat ini baru bakal mencapai 18 th. ini yaitu karena kemampuannya yang menawan sebagai kiper. Refleksnya yang baik pada bola, digabungkan dengan fisik mumpuni sebagai kiper (tinggi tubuhnya meraih 1, 96 mtr.) membuatnya dijagokan sebagai kiper hari esok AC Milan, juga timnas Italia. 

Ia bahkan juga telah disanding-sandingkan dengan kiper legendaris Italia saat ini, Gianluigi Buffon. Hal semacam ini pastinya adalah satu penghargaan sendiri untuk Donnarumma, dalam usianya yang bahkan juga belum masuk umur 20 th. (ingat, ia pernah menaklukkan Buffon dalam partai Piala Super Italia 2016). 

Walaupun mempunyai kekuatan yang baik, tetap harus Donnarumma masihlah hijau.  

Donnarumma yang Mesti Membunuh Harimau di Dalam Dirinya 

Seperti tokoh Buyung dalam novel 'Harimau! Harimau! ', Donnarumma telah barang pasti bakal banyak menjumpai pergolakan sepanjang karirnya sebagai pesepakbola. Buyung, sebagai anggota termuda dalam grup pencari damar, sangat banyak temukan pergolakan, baik yang datang dari dianya ataupun yang datang dari orang lain. 

Ia pernah dirundung kebingungan saat ia lakukan suatu hal yang semestinya tak dikerjakan berbarengan Siti Rubiyah, istri dari orang sakti populer, Wak Hitam, di dalam rimba. Ia sempat juga dirundung kekalutan saat rombongannya terserang oleh harimau serta terasa kalut bakal semua apa yang berlangsung hingga ia juga seringkali bingung saat diminta untuk memutuskan. Walau sebenarnya dengan cara kekuatan berburu serta kekuatan dalam mencari damar, ia tak kalah dengan anggota yang lain. 

Kedewasaannya baru nampak saat Pak Haji menyampaikan kalau ia mesti membunuh harimau didalam dianya terlebih dulu. Kemudian, baru ia dapat memutuskan dengan baik. Ia membiarkan Wak Katok, tokoh antagonis dalam novel itu. Digabungkan dengan pengalaman yang ia bisa sepanjang ada di rimba, ia juga jadi lebih bijak serta dapat memutuskan dengan tambah baik. 

Sama seperti seperti Donnarumma, ia juga mempunyai kekuatan yang sesungguhnya tak kalah dengan kiper yang lain. Tetapi usianya yang masihlah muda, dan karir sepakbolanya yang masihlah selebat rimba belantara di lokasi Sumatera, menghidangkan satu beberapa hal yg tidak terduga baginya nantinya. 

Perjalanannya di hari esok bukanlah mustahil bakal dihiasi oleh beragam dinamika serta masalah. Ia mungkin bakal alami beragam kebingungan di hari esok, terlebih yang terkait dengan ke mana karir sepakbolanya bakal berlanjut. Salah ambillah ketentuan, mungkin saja saja karir sepakbolanya, yang saat ini telah ada dalam posisi yang baik, mendadak bakal ada di posisi yg tidak menguntungkannya. 

Seperti pesan Pak Haji, Donnarumma dapat mengawalinya dengan membunuh harimau didalam dianya. Harimau yang berwujud dalam beberapa karakter kebinatangan seperti sombong, rakus, serta tak pikirkan hari esok, cuma pikirkan saat saat ini. 

Walaupun saat ini ia berposisi sebagai kiper paling utama AC Milan, Donnarumma tak bisa sombong. Ia mesti tetaplah banyak belajar, terlebih dari beberapa pelatih penjaga gawang yang menuntunnya di Milan tentang suatu hal yang belum ia kenali sebagai pemain muda. Ia dapat juga menyingkirkan karakter rakus dalam dirnya, senantiasa menginginkan memperoleh jam terbang tanpa ada pikirkan apakah tampilan yang ia perlihatkan telah layak membuatnya memperoleh banyak jam terbang. 



Donnarumma juga tak bisa pikirkan saat saat ini saja. Janganlah lantaran posisinya di Milan telah enak, bukanlah bermakna ia tak pikirkan hari esok yang bakal ia mendekati. Kondisinya di Milan saat ini bisa jadi enak, namun bukanlah mustahil satu tahun lebih ke depan kondisinya di Milan bakal beralih, tak seenak serta senyaman saat ini. 

Sifat-sifat kebinatangannya berikut, yang dijelaskan oleh Pak Haji sebagai Harimau, yang mulai mesti ia kikis dari saat ini, lantaran menyesal lalu yaitu hal yan tidak ada fungsinya.

Pelatih penjaga gawang AC Milan sekarang ini, Alfredo Magni, menyebutkan kalau Donnarumma mempunyai potensi yang besar untuk jadi penjaga gawang hari esok. Ia juga tak sabar untuk lihat bakal jadi seperti apa Donnarumma di hari esok nanti. Donnarumma dapat jadi pemain besar, bahkan juga semuanya pemain muda dapat untuk jadi pemain besar di hari esok. 

Tetapi, seperti semua suatu hal yang lewat sistem karbit, bila seseorang pemain dipaksakan untuk jadi masak dalam umur yang sesungguhnya belum waktunya baginya untuk jadi masak, jadi akhirnya jadi akan tidak enak. Biarlah semuanya sistem menuju kedewasaan berjalan dengan cara alami, hingga nantinya akhirnya juga bakal jadi enak serta ranum untuk di nikmati. 

Membunuh harimau didalam diri dapat jadi awal dari semuanya untuk Donnarumma.

Menit Indonesia Di Dukung oleh Motobola Agen Judi Bola Terpercaya di Indonesia

Gambar tema oleh Jason Morrow. Diberdayakan oleh Blogger.